Mobil listrik? Ga menarik ah, ga ada suaranya.
Tunggu dulu, kami bahkan belum mulai bahasannya.
Oke oke. Jadi... Porsche listrik pertama?
Yep. Perkenalkan, Taycan. Sedan bermesin listrik pertama dari Porsche, dan tidak tanggung-tanggung, mobil pertama yang disasar sebagai rival utamanya adalah Tesla Model S.
Wah, tinggi amat targetnya buat perusahaan yang belum punya pengalaman bikin mobil listrik.
Loh, tunggu dulu. Porsche memang belum pernah bikin mobil all-electric seperti Tesla, tapi Porsche punya segudang pengalaman kalau menyangkut mesin listrik. Mobil listrik pertama mereka sebenarnya lahir tahun 1900, sekitar 31 tahun sebelum Ferdinand Porsche mendirikan perusahaannya sendiri dan 48 tahun sebelum mobil jalanan pertama Porsche mulai dijual. Bekerja di bawah Jacob Lohner di perusahaannya, Lohner-Werke, Porsche mengembangkan prototipe mobil listrik dengan 2 motor listrik yang menggerakan roda depan yang ditenagai batere. Pada akhirnya, Lohner-Porsche menjadi kendaraan listrik pertama yang muncul di publik.
Courtesy: Westbrook (2001), The Electric Car: Development and Future of Battery, Hybrid and Fuel-cell Cars |
Courtesy: Porsche Cars North America |
Courtesy: Dean Smith/Evo Magazine |
Jelas. Maka dari itu Porsche tidak main-main dengan Taycan. Untuk saat ini, ada 2 level trim, Taycan Turbo dan Turbo S.
Jujur kami juga tidak paham. Sepertinya nomenklatur Turbo ini di Porsche cuma jadi trim level sih, seperti trim E atau G di Avanza.
Kembali lagi, untuk sekarang ada 2 jenis yang tersedia. Dan siap-siap untuk mendengar penjelasan kami soal teknologi yang ada di Taycan, karena ini bakal sedikit rumit.
Oke, seberapa rumitnya?
Jadi ada 2 motor listrik, satu di depan dan satu di belakang, sehingga Taycan punya sistem AWD permanen. Keempat rodanya dikontrol oleh sistem torque vectoring (PTV), dan dihubungkan ke motor listrik melalui transmisi 2-percepatan. Gigi pertama digunakan untuk mengoptimalkan akselerasi, sementara gigi kedua digunakan untuk mencapai kecepatan maksimum dan juga meningkatkan efisiensi ketika berkendara di kecepatan normal, sama seperti gigi tinggi di mobil pada umumnya.
Nah, kedua varian Taycan menggunakan motor listrik yang sama, namun memiliki keluaran tenaga yang berbeda... atau semacam itu lah. Di kondisi normal, baik Turbo dan Turbo S mengeluarkan 616hp. Yaaa terdengar tidak terlalu kencang, tapi Porsche Taycan punya fitur overboost. Gunakan fitur ini, dan Taycan Turbo menghasilkan 671hp dan 850Nm, cukup untuk berakselerasi dari 0-100kph dalam 3.2 detik dan kecepatan maksimum 260kph. Sementara itu, Taycan Turbo S (ya, kami masih gatal dengan nama 'Turbo') menghasilkan 750hp dan 1050Nm, sehingga akselerasi 0-100kph hanya butuh 2.8 detik. Kecepatan maksimumnya? Tetap 260kph, supaya motor listriknya tidak leleh kepanasan harus berputar di kecepatan sangat tinggi.
Tapi Tesla Model S P100D cuma butuh 2.4 detik buat akselerasi 0-100kph.
Iya. Tapi kamu bisa melakukan akselerasi itu tanpa harus menunggu baterenya siap, tanpa harus masuk menu di sistem infotainment dan tanpa harus pilih mode yang disembunyikan lalu harus konfirmasi dulu kalau kamu siap atau ingin pulang ke pelukan ibumu saja. Di Taycan, cukup pasang mode launch control, dan siap-siap kepalamu dijambak akselerasi AWD listrik.
Tuh. Pakai Ludicrous mode di Tesla, dan ini yang muncul. (Courtesy: autoblog.com) |
Wah, kamu sudah ketinggalan jaman. Iya, dulu Tesla Roadster cuma bisa menempuh 100km sebelum baterenya kehabisan muatan. Tapi masa-masa gelap itu sudah berlalu, seiring semakin majunya teknologi batere. Taycan Turbo bisa menempuh jarak 381-450km sekali charge, sementara Turbo S bisa menempuh 388-412km. Secara teori, dengan kalian sekali charging penuh, kalian bisa bolak-balik Bandung-Jakarta tanpa masalah.
Meski demikian, charging-nya ini yang bermasalah, karena untuk bisa mengisi 80% batere 93kWh di Taycan, butuh 22.5 menit di tempat charging dengan peak power 270kW. Masih sangat susah kalau mau charging di rumah. Untungnya, Taycan bisa di-charge menggunakan arus AC di rumah hingga 11kW.
Menarik... Tapi soal interior? Pasti aneh deh, soalnya ini kan mobil listrik.
Lucunya, tidak aneh sama sekali. Kalau kalian pernah lihat interior Panamera atau Cayenne, interior Taycan tidak akan terasa aneh sama sekali. Meski demikian, bukan berarti teknologinya di belakang Tesla. Hampir semua tombol fisik telah digantikan oleh layar sentuh, termasuk yang berada di konsol tengah. Instrumen panelnya? Itu layar TFT hi-resolution. Dan kalau berdasarkan pengalaman kami melihat sistem di Cayenne terbaru, layar TFT ini mudah digunakan dan responsif terhadap input dari pengguna.
Taycan juga merupakan Porsche pertama yang menyediakan material non-kulit untuk interiornya, untuk kalian yang merasa bahwa pelapis kulit itu tidak ramah hewan. Sebagai gantinya, pelapis interiornya menggunakan bahan hasil daur ulang yang lebih ramah lingkungan. Oh, sebelum lupa, karena Taycan tidak punya mesin di depan, dia punya 2 bagasi. 81 liter di depan, 366 liter di belakang. Praktis kan?
Hmmmm... makin lama makin kedengaran menarik. Jadi bagaimana kalau mau beli?
Porsche Indonesia belum mengumumkan sih harganya berapa (atau bahkan bakal masuk Indonesia atau tidak), tapi di Inggris kalian sudah bisa pesan dengan harga £115,858 (sekitar Rp. 2.47miliar) untuk Taycan Turbo dan £138,826 (sekitar Rp. 2.88miliar) untuk Taycan Turbo S.
Buset. Mahal amat dah.
Tidak heran sih, untuk mobil dengan teknologi semaju ini. Dan kalian juga harus ingat kemampuan Porsche dalam merancang mobil tidak main-main. Ya, kadang mobil Porsche harganya terdengar mahal, tapi kalau berdasarkan pengalaman kami kemarin sih... Yang kalian bayarkan kadang terasa agak terlalu murah dibanding dengan hasil yang kalian dapat. Hehehe.
Ya tapi ini mobil listrik. Suara ga ada, transmisi manual ga ada, apa menariknya?
Yah, kami juga sebenarnya suka mobil kencang bermesin besar dengan suara yang bisa bikin ibu hamil melahirkan dari radius 3 kilometer. Tapi akui saja, dengan perubahan iklim yang semakin parah, mau tidak mau perusahaan mobil harus berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi emisi. Kalian bisa berargumen kalau listrik itu kotor karena PLTU masih pakai batu bara, tapi kalau kalian hitung emisi yang dihasilkan PLTU untuk tenaga yang dikeluarkan PLTU, dibanding emisi yang dikeluarkan mesin mobil untuk menghasilkan tenaganya, harus diakui kalau mesin listrik masih lebih efisien dan lebih bersih. Lagipula, kalau performanya masih cukup buat bikin ngeri Ferrari 488 GTB, kenapa tidak?
Indonesia, jujur saja, masih agak tertinggal dalam implementasi mobil listrik di masyarakat, karena selama ini tidak ada insentif dari pemerintah. Namun sejak beberapa bulan terakhir, pemerintah sudah menetapkan kebijakan insentif untuk mobil listrik, dan banyak stakeholder sudah berkomitmen untuk mempopulerkan mobil listrik kepada masyarakat luas. Kalau mobil listrik bisa diterima masyarakat dengan baik, kami rasa tidak ada salahnya berpindah ke mobil listrik untuk sehari-hari. Ya, revolusi listrik sudah dekat, tapi tidak ada yang perlu ditakutkan untuk masa depan, setidaknya untuk mesin performa tinggi.
i feel very bad when you say "Ya, kadang mobil Porsche harganya terdengar mahal, tapi kalau berdasarkan pengalaman kami kemarin sih... Yang kalian bayarkan kadang terasa agak terlalu murah dibanding dengan hasil yang kalian dapat."
ReplyDeleteHmmmmm... REALLY? REALLY THAT'S MUCH?
but i'm feel realy good ehen you say "tapi kalau kalian hitung emisi yang dihasilkan PLTU untuk tenaga yang dikeluarkan PLTU, dibanding emisi yang dikeluarkan mesin mobil untuk menghasilkan tenaganya, harus diakui kalau mesin listrik masih lebih efisien dan lebih bersih."
Well to make it sure, can you cantumin risetnya, krn klo di youtube2 mereka tetep ngejelek2in mobil listrik spt tesla yg bahkan tetap lebih kotor dibanding mobil ICE biasa