Tuesday, May 28, 2019

[FIRST LOOK] Aston Martin DBS Superleggera: Super GT Paling Bertenaga dari Aston Martin




Pada 27 Mei 2019 kemarin, Aston Martin Jakarta, agen pemegang merek Aston Martin di Indonesia, resmi meluncurkan mobil grand-tourer flagship terbaru mereka, DBS Superleggera. Mobil yang dirancang untuk menggantikan Aston Martin Vanquish S di jajaran produk Aston Martin ini merupakan mobil super GT paling bertenaga yang pernah keluar dari pabrik Aston Martin di Gaydon, Warwickshire, Inggris.


Berbasiskan dari produk GT mereka yang sudah dirilis sebelumnya, yaitu Aston Martin DB11, DBS Superleggera menggunakan mesin 5.2-liter twin turbo V12 yang sama dengan DB11 AMR, namun dengan tambahan tenaga yang lebih besar. Jauh lebih besar. 725bhp di 6,500rpm dan torsi 900Nm yang keluar dari 1,800rpm hingga 5,000rpm, DBS Superleggera dapat berakselerasi dari diam ke 100kph dalam waktu 3.4 detik, dan mencapai kecepatan maksimum 340kph. Tapi yang lebih mengesankan, berkat torsi raksasanya, mobil ini bisa menembus 160kph dari diam hanya dalam waktu 6.4 detik.


Untuk mengirimkan tenaga dan torsi sebesar itu ke roda belakang, Aston DBS menggunakan transmisi 8-percepatah ZF 8HP yang sudah sangat terkenal di dunia otomotif, yang dapat mengkombinasikan kecepatan perpindahan gigi yang sangat cepat namun dengan kehalusan yang merupakan ciri khas dari transmisi otomatis dengan torque converter, karakter yang sangat diharapkan dari sebuah mobil grand-tourer.


Chassis DBS menggunakan struktur bonded aluminium yang pertama kali digunakan oleh Aston Martin DB11. Namun untuk DBS, rangka ini dibalut rancangan bodi baru yang lebih agresif dan lebih berotot yang dibuat dari material komposit serat karbon, sesuai dengan etos Superleggera (bahasa Italia untuk ‘super ringan’) yang kini menjadi nama untuk DBS. Secara total, DBS Superleggera berbobot 75kg lebih ringan dari DB11, sehingga rasio power-to-weight dari DBS meningkat sangat jauh bahkan bila dibandingkan dengan DB11 AMR. 

Nama Superleggera sendiri sebenarnya bukan pertama kali digunakan oleh Aston Martin, dan ini tidak berhubungan dengan Lamborghini yang dulu menamai versi hardcore dari Gallardo sebagai Superleggera. Nama ini sebenarnya berasal dari perusahaan coachbuilding asal Italia, Carrozzeria Touring Superleggera, yang dulu merancang chassis baja tubular ringan dan bodi untuk Aston Martin DB4, DB5, DB6, dan Lagonda Rapide dari akhir 1950an hingga 1970an. Carrozzeria Touring Superleggera sendiri juga kebetulan turun tangan dalam merancang DBS Superleggera ini, di bawah panduan desainer dan Chief Creative Officer Aston Martin, Marek Reichman.


Tujuan dari mobil grand tourer adalah untuk membawa penumpang dan pengemudi berkendara jarak jauh dalam kenyamanan dan kecepatan, sehingga Aston DBS tidak bisa main-main dengan kenyamanan. Maka dari itu, ada 3 mode berkendara yang sebelumnya juga sudah tersedia di DB11, yaitu GT (untuk kenyamanan berkendara jarak jauh), Sport (untuk pengalaman berkendara yang lebih sporty), dan Sport + (mode paling garang, mungkin sebaiknya untuk di sirkuit saja). Pengaturan ini tersedia baik untuk transmisi dan mesin maupun untuk suspensi dan peredam adaptif, dan keduanya bisa diatur terpisah menggunakan tombol di setir, sehingga pengemudi bisa menggunakan mode GT untuk suspensi yang lebih nyaman dan mode Sport untuk respons mesin dan transmisi yang lebih ganas.

Berada di belakang kemudi DBS Superleggera, pengemudi akan disambut oleh interior berkualitas tinggi dengan desain yang mewah dan artistik. Pelanggan bisa memilih 3 jenis pelapis interior, dengan 2 jenis pelapis kulit dan berbagai opsi warna kulit serta satu opsi Alcantara, dengan 2 gaya rajutan di jok dengan berbagai jenis pilihan warna benang. Calon pembeli juga bisa memilih berbagai jenis pelapis trim di dashboard serta tombol dan perlengkapan interior lainnya, sehingga para calon pembeli bisa yakin bahwa Aston DBS mereka akan unik dan tidak sama dengan yang lain.

Selain Aston Martin DBS Superleggera, kemarin dipajang juga 2 mobil yang saat ini sudah dijual oleh Aston Martin Jakarta, yaitu Aston Martin Vantage baru dan DB11 AMR. Vantage baru merupakan sportscar dari Aston Martin yang menggantikan V8 Vantage lama yang sudah dijual sejak tahun 2005. Menggunakan mesin AMG M177 4-liter V8 twin turbo dengan 503hp dan 685Nm, mobil ganas berpenampilan a la predator ini bisa berakselerasi dari 0-100kph dalam 3.6 detik dan mencapai kecepatan maksimum 314kph. Meski lebih kecil dan kalah bertenaga dari DBS maupun DB11, Vantage ini merupakan produk paling sporty di jajaran Aston Martin.

Sementara itu, DB11 AMR yang merupakan produk utama di jajaran mobil GT Aston Martin mengusung mesin yang sama dengan DBS, namun dengan tenaga 'cuma' 630hp dan torsi 700Nm. Meski demikian, mobil ini tetap saja sangat kencang, dengan akselerasi 0-100kph 3.5 detik dan kecepatan maksimum 335kph. Berbeda dengan DBS yang merupakan mobil super-GT dengan pengendalian a la sportscar, DB11 AMR benar-benar difokuskan untuk perjalanan jarak jauh antar kota atau bahkan antar negara di dataran Eropa.

Mungkin sekarang kalian akan tertarik dengan Aston DBS Superleggera, dan bahkan mungkin berpikir untuk memesan satu. Berita baiknya, Aston Martin Jakarta sudah membuka pesanan untuk DBS Superleggera. Namun, untuk saat ini, menurut GM Sales & Marketing Aston Martin Jakarta Francisca Prandayani, pihak mereka belum memastikan harga akhir untuk DBS Superleggera. Namun bisa dipastikan harganya tidak akan murah. Jauh dari murah. Meski demikian, untuk sebuah mobil 725hp dengan kemampuan menjelajah macam jet pribadi, rasanya harga bukan menjadi masalah besar.

P.S.:  Kami baru saja mendapat informasi dari GM Aston Martin of SE Asia and South Asia, Nancy Chen, bahwa akan ada 1 unit Aston Martin DBS Superleggera ‘On Her Majesty’s Secret Service’ Edition yang mendarat di Indonesia (seperti yang ada di foto resmi dari Aston Martin di atas ini), dan ini akan menjadi satu-satunya unit DBS OHMSS Edition di seluruh Asia Tenggara. Whew.

(Kontributor lapangan: Antonius Tyaswidyono dan Yunan Naufal)




No comments:

Post a Comment