Pada 27 Mei 2019 kemarin, Aston Martin
Jakarta, agen pemegang merek Aston Martin di Indonesia, resmi meluncurkan mobil
grand-tourer flagship terbaru mereka,
DBS Superleggera. Mobil yang dirancang untuk menggantikan Aston Martin Vanquish
S di jajaran produk Aston Martin ini merupakan mobil super GT paling bertenaga
yang pernah keluar dari pabrik Aston Martin di Gaydon, Warwickshire, Inggris.
Berbasiskan dari produk GT mereka yang
sudah dirilis sebelumnya, yaitu Aston Martin DB11, DBS Superleggera menggunakan
mesin 5.2-liter twin turbo V12 yang sama dengan DB11 AMR, namun dengan tambahan
tenaga yang lebih besar. Jauh lebih besar. 725bhp di 6,500rpm dan torsi 900Nm
yang keluar dari 1,800rpm hingga 5,000rpm, DBS Superleggera dapat berakselerasi
dari diam ke 100kph dalam waktu 3.4 detik, dan mencapai kecepatan maksimum
340kph. Tapi yang lebih mengesankan, berkat torsi raksasanya, mobil ini bisa
menembus 160kph dari diam hanya dalam waktu 6.4 detik.
Untuk mengirimkan tenaga dan torsi sebesar
itu ke roda belakang, Aston DBS menggunakan transmisi 8-percepatah ZF 8HP yang
sudah sangat terkenal di dunia otomotif, yang dapat mengkombinasikan kecepatan
perpindahan gigi yang sangat cepat namun dengan kehalusan yang merupakan ciri
khas dari transmisi otomatis dengan torque
converter, karakter yang sangat diharapkan dari sebuah mobil grand-tourer.
Chassis DBS menggunakan struktur bonded aluminium yang pertama kali
digunakan oleh Aston Martin DB11. Namun untuk DBS, rangka ini dibalut rancangan
bodi baru yang lebih agresif dan lebih berotot yang dibuat dari material
komposit serat karbon, sesuai dengan etos Superleggera
(bahasa Italia untuk ‘super ringan’) yang kini menjadi nama untuk DBS. Secara
total, DBS Superleggera berbobot 75kg lebih ringan dari DB11, sehingga rasio power-to-weight dari DBS meningkat
sangat jauh bahkan bila dibandingkan dengan DB11 AMR.
Nama Superleggera sendiri sebenarnya bukan pertama kali digunakan oleh Aston Martin, dan ini tidak berhubungan dengan Lamborghini yang dulu menamai versi hardcore dari Gallardo sebagai Superleggera. Nama ini sebenarnya berasal dari perusahaan coachbuilding asal Italia, Carrozzeria Touring Superleggera, yang dulu merancang chassis baja tubular ringan dan bodi untuk Aston Martin DB4, DB5, DB6, dan Lagonda Rapide dari akhir 1950an hingga 1970an. Carrozzeria Touring Superleggera sendiri juga kebetulan turun tangan dalam merancang DBS Superleggera ini, di bawah panduan desainer dan Chief Creative Officer Aston Martin, Marek Reichman.
Nama Superleggera sendiri sebenarnya bukan pertama kali digunakan oleh Aston Martin, dan ini tidak berhubungan dengan Lamborghini yang dulu menamai versi hardcore dari Gallardo sebagai Superleggera. Nama ini sebenarnya berasal dari perusahaan coachbuilding asal Italia, Carrozzeria Touring Superleggera, yang dulu merancang chassis baja tubular ringan dan bodi untuk Aston Martin DB4, DB5, DB6, dan Lagonda Rapide dari akhir 1950an hingga 1970an. Carrozzeria Touring Superleggera sendiri juga kebetulan turun tangan dalam merancang DBS Superleggera ini, di bawah panduan desainer dan Chief Creative Officer Aston Martin, Marek Reichman.
Tujuan dari mobil
grand tourer adalah untuk membawa penumpang dan pengemudi berkendara jarak jauh
dalam kenyamanan dan kecepatan, sehingga Aston DBS tidak bisa main-main dengan
kenyamanan. Maka dari itu, ada 3 mode berkendara yang sebelumnya juga sudah
tersedia di DB11, yaitu GT (untuk kenyamanan berkendara jarak jauh), Sport
(untuk pengalaman berkendara yang lebih sporty),
dan Sport + (mode paling garang, mungkin sebaiknya untuk di sirkuit saja).
Pengaturan ini tersedia baik untuk transmisi dan mesin maupun untuk suspensi dan
peredam adaptif, dan keduanya bisa diatur terpisah menggunakan tombol di setir, sehingga pengemudi bisa
menggunakan mode GT untuk suspensi yang lebih nyaman dan mode Sport untuk
respons mesin dan transmisi yang lebih ganas.
Berada di
belakang kemudi DBS Superleggera, pengemudi akan disambut oleh interior berkualitas
tinggi dengan desain yang mewah dan artistik. Pelanggan bisa memilih 3 jenis
pelapis interior, dengan 2 jenis pelapis kulit dan berbagai opsi warna kulit
serta satu opsi Alcantara, dengan 2 gaya rajutan di jok dengan berbagai jenis
pilihan warna benang. Calon pembeli juga bisa memilih berbagai jenis pelapis trim di dashboard serta tombol dan perlengkapan interior lainnya, sehingga
para calon pembeli bisa yakin bahwa Aston DBS mereka akan unik dan tidak sama
dengan yang lain.
Selain Aston Martin DBS Superleggera, kemarin dipajang juga 2 mobil yang saat ini sudah dijual oleh Aston Martin Jakarta, yaitu Aston Martin Vantage baru dan DB11 AMR. Vantage baru merupakan sportscar dari Aston Martin yang menggantikan V8 Vantage lama yang sudah dijual sejak tahun 2005. Menggunakan mesin AMG M177 4-liter V8 twin turbo dengan 503hp dan 685Nm, mobil ganas berpenampilan a la predator ini bisa berakselerasi dari 0-100kph dalam 3.6 detik dan mencapai kecepatan maksimum 314kph. Meski lebih kecil dan kalah bertenaga dari DBS maupun DB11, Vantage ini merupakan produk paling sporty di jajaran Aston Martin.
Sementara itu, DB11 AMR yang merupakan produk utama di jajaran mobil GT Aston Martin mengusung mesin yang sama dengan DBS, namun dengan tenaga 'cuma' 630hp dan torsi 700Nm. Meski demikian, mobil ini tetap saja sangat kencang, dengan akselerasi 0-100kph 3.5 detik dan kecepatan maksimum 335kph. Berbeda dengan DBS yang merupakan mobil super-GT dengan pengendalian a la sportscar, DB11 AMR benar-benar difokuskan untuk perjalanan jarak jauh antar kota atau bahkan antar negara di dataran Eropa.
Mungkin sekarang
kalian akan tertarik dengan Aston DBS Superleggera, dan bahkan mungkin berpikir
untuk memesan satu. Berita baiknya, Aston Martin Jakarta sudah membuka pesanan
untuk DBS Superleggera. Namun, untuk saat ini, menurut GM Sales & Marketing Aston Martin Jakarta Francisca Prandayani, pihak mereka belum memastikan harga akhir untuk
DBS Superleggera. Namun bisa dipastikan harganya tidak akan murah. Jauh dari
murah. Meski demikian, untuk sebuah mobil 725hp dengan kemampuan menjelajah
macam jet pribadi, rasanya harga bukan menjadi masalah besar.
P.S.: Kami baru saja mendapat informasi dari GM
Aston Martin of SE Asia and South Asia, Nancy Chen, bahwa akan ada 1 unit Aston
Martin DBS Superleggera ‘On Her Majesty’s Secret Service’ Edition yang mendarat
di Indonesia (seperti yang ada di foto resmi dari Aston Martin di atas ini), dan ini akan menjadi satu-satunya unit DBS OHMSS Edition di
seluruh Asia Tenggara. Whew.
(Kontributor lapangan: Antonius Tyaswidyono dan Yunan Naufal)
(Kontributor lapangan: Antonius Tyaswidyono dan Yunan Naufal)
No comments:
Post a Comment