Photo by: John Wycherley (TopGear Magazine)
Apa ini? Kok ga keliatan kayak Maserati?
Perkenalkan supercar terbaru Maserati, MC20. Ketika CEO Maserati, Mike Manley, tahun lalu bilang bakal ada kejutan dari Maserati di tahun 2020, yang pertama terlintas bukan supercar mesin tengah 600+hp. Tapi ini kejutannya, dan sejujurnya kami seneng-seneng aja sama kejutan ini.
Tapi... Maserati bukannya akhir-akhir ini agak... biasa aja?
Yes. Kami ngga menyangkal pernyataan itu. Line-up Maserati akhir-akhir ini memang agak terlalu melunak. GranTurismo dan GranCabrio udah ga ada di line-up, sementara Quattroporte sejak 2013 jadi saloon mewah buat ngelawan S-Class, bukan sports saloon performa tinggi. Tapi tahun lalu Maserati mulai menunjukkan niat buat balik ke pasar mobil sporty, dengan pertama ngerilis Levante Trofeo, dan lalu tahun ini ngeluncurin Quattroporte dan Ghibli Trofeo. MC20 ini jadi crown jewel di line-up Maserati sekarang.
Hmmmm... Rasanya bukan pertama kali Maserati bikin supercar mesin tengah ya?
Secara teknis, ya. Ini bukan supercar mesin tengah pertama Maserati. Di tahun 1971, Maserati punya supercar mesin tengah namanya Bora, dengan mesin 4.9-liter V8, dan setahun kemudian muncul Merak, versi junior dari Bora dengan mesin V6 3-liter. Tapi setelah 1983, 6 tahun setelah diambil alih Alejandro de Tomaso dan setahun setelah diambil Chrysler, ga ada supercar mesin tengah dari Maserati...
Maserati Bora (Photo: Alexander Migl) |
Maserati Merak SS (Photo: Janderk1968 @ Wikipedia) |
... Sampai tahun 2004. Di tahun itu, Maserati punya rencana buat balik ke balapan, dan rencana mereka adalah bikin mobil buat kelas GT1 di balapan FIA GT. Tapi mereka ga punya platform yang cocok, dan ngembangin dari Maserati Coupe bakal mahal dan ga optimal. Solusinya? Telepon Ferrari dan minta 25 unit Enzo untuk dijadiin road-car dari Maserati, supaya lolos aturan homologasi buat kelas GT1. Dan begitu road-car-nya beres dirancang, minta lagi beberapa chassis dan mesin Enzo buat dijadiin mobil balap. Dan akhirnya muncullah Maserati MC12.
Maserati MC12 road-car |
Maserati MC12 GT1 dari Vitaphone Racing, FIA GT1 Silverstone 2010 (Photo by Adam Pigott) |
Seberapa berhasilnya MC12? Menurutmu seberapa berhasilnya mobil yang jadi juara dunia FIA GT dari 2005-2006 dan juara dunia FIA GT1 di tahun 2010, cuma gagal di tahun pertama di 2004 karena ada masalah dengan aturan homologasi FIA, tapi berhasil menang begitu lolos homologasi, dan ga menang di 2011 karena... errr... mobilnya ga ada yang pake? Yep, MC12 statusnya jadi legenda karena di jaman dia balap, MC12 GT1 bener-bener mendominasi. Tapi apa setelah MC12? Maserati ga punya supercar lagi. Ya ada GranTurismo MC Stradale sih, tapi ada dua masalah GT MC Stradale: Agak berat, dan orientasinya lebih ke mobil grand tourer yang sporty, bukan full supercar. Dan versi balapnya buat kelas GT4 agak bengek, ga sanggup kalo disuruh ngelawan mobil GT4 modern kayak McLaren 570S GT4, KTM X-Bow GT4 ato bahkan Chevrolet Camaro GT4.R.
Oke... terus apa hubungannya ama MC20 ini?
Ah, ini dia. MC di nama ini kepanjangannya 'Maserati Corse', yang berarti dikembanginnya sama divisi motorsport Maserati. Dan ada gosip kalo mesin di MC20 sudah lolos homologasi untuk ikut balapan yang diselenggarakan FIA dan ACO, yang kebetulan juga penyelenggara seri World Endurance Championship. Apakah kita bakal liat Maserati MC20 GTE di Le Mans? Atau MC20 GT3 di Spa 24 Hours? Mungkin aja.
Hmmmmm... Oke, berarti ini cuma reverse engineering dari Ferrari 488?
Eits, sembarangan ya kamu. Hal pertama yang harus kalian tahu, MC20 ini ga ada hubungannya sama Ferrari 488 atau Ferrari F8. Dua mobil itu chassis-nya masih aluminium. Maserati ngga mau sekedar ambil chassis mereka, jadi Maserati pergi ke Dallara dan minta bikin chassis carbon fiber baru. Berkat chassis carbon ini, berat MC20 bisa turun ke angka 1,470kg, ga jauh beda dari McLaren 570S dan sekitar 100kg lebih ringan dari Porsche 911 Turbo S.
Nah, ke chassis ini, dipasang mesin 3-liter V6 twin turbo baru bikinan Maserati, yang dijulukin Nettuno ('Neptune'), yang namanya diambil dari patung Neptunus di Piazza Maggiore di Modena (ya, patung yang sama yang jadi inspirasi logo Maserati). Mesin ini punya teknologi yang namanya Maserati Twin Combustion. Teknologi ini pake sesuatu yang namanya pre-chamber, yaitu ruang bakar kecil yang ditaro di antara busi dan ruang bakar biasa. Di ruang bakar utama juga ada busi lagi yang dipake kalo pre-chamber ini ngga dipake, biasanya kalo mesinnya ga bekerja di kecepatan tinggi. Tapi di kecepatan tinggi, campuran bensin-udara dipaksa masuk ke pre-chamber sebelum dibakar sama busi utama, lalu nanti keluar lagi ke ruang bakar utama buat dibakar lagi sehingga ga ada bensin yang terbuang percuma. Berkat teknologi yang diambil dari mesin F1 ini, mesin Nettuno V6 bisa ngeluarin 620hp di 7500rpm dan torsi 730Nm yang udah muncul bahkan di putaran serendah 2000rpm. Mesinnya sendiri bisa muter sampe 8000rpm, yang terhitung tinggi banget untuk sebuah mesin 6-cylinder turbo. Dipasangin sama gearbox 8-speed dual clutch, MC20 bisa akselerasi dari 0-100kph di bawah 3 detik dan kecepatan maksimumnya di atas 321kph.
Ehhh... Kenceng sih, tapi kayaknya lumayan umum buat supercar jaman sekarang
Yaaaa... tujuannya memang bukan jadi supercar paling kenceng di lurusan sih. Tapi nanti bakal ada sedikit kejutan di akhir kalo kamu hobinya drag race. MC20 ngga dirancang cuma buat di lurusan, tapi juga buat di trek. Ada sistem suspensi dan steering rack baru yang dirancang buat ngurangin sudut camber dari roda dan sudut caster dari steering rack supaya ukuran kontak ban ke aspal selalu konsisten bahkan saat kalian belok, supaya jumlah grip ga banyak berkurang. Selain itu, kayak di Ferrari, ada 5 mode berkendara yang bisa kalian atur dari kenop di konsol tengah. Mode GT mirip sama mode GT di Aston Martin DBS, yang berarti suspensi empuk, perpindahan gigi paling halus, dan mode mesin paling kalem. Puter ke arah kiri dan kalian pindah ke WET, di mana tenaga mesinnya bakal dikurangi supaya kalian ga nabrak pohon kalo cuaca lagi basah. Nah, dari mode GT kalo kalian puter ke kanan maka kalian masuk mode SPORT, di mana perpindahan giginya lebih cepet, mesin lebih agresif, dan suspensi lebih kaku. Pencet 2 detik, dan kalian masuk mode CORSA, di mana set-up semuanya dicocokkan untuk trek tapi sistem traction control masih nyala supaya kalian ga nabrak kalo mendadak bego di trek. Pencet 5 detik, dan traction control bisa mati sepenuhnya, seandainya kalian merasa cukup jago di trek.
Semua pembicaraan ini rasanya fokus ke performa di trek deh. Kalo buat harian gimana?
Nah, di sini MC20 mulai beda jauh dari pendahulunya, MC12. Dulu MC12 bener-bener ga cocok dipake harian. Ga ada AC, ga ada radio, bodi lebih lebar dari pantat Gajah Afrika, dan keleluasaan pandangan ke luar sama bagusnya kayak kapal selam Perang Dunia II.
Di MC20? Interiornya simpel, ga banyak pernik-pernik aneh, ada layar tengah 10.25-inch plus touch screen, dan ada opsi audio system 12-speaker dari Sonus Faber, merek yang sama yang bikin sistem audio buat Pagani. Bahkan ada 2 bagasi, satu bagasi 47-liter di depan dan 101-liter di belakang. Praktis kan? Bahkan side sill dari chassis carbon-nya pun dirancang serendah mungkin supaya keluar-masuk ga susah (yang pernah nyoba keluar-masuk McLaren 570S paham masalah ini). Pintunya, sebagai kejutan, pake butterfly door kayak McLaren. Bukan cuma buat pamer, tapi juga biar ga kepentok trotoar atau tembok pas dibuka.
Tapi jujur saja, kalian akan beli Maserati MC20 bukan buat kebutuhan harian, atau bahkan buat ngetrek. Kalian beli untuk sense of theatre-nya. Dan kalau menurut kami, desain MC20 ini bener-bener cakep. Mungkin ga secantik Ferrari 458, atau mentereng kayak Lamborghini Huracan EVO, tapi simpel dan ngga macem-macem. Apa yang ada di situ dirancang bukan cuma sekedar untuk keliatan bagus, tapi supaya berguna, entah untuk performa atau kemudahan penggunaan. Dan bagi kami sih, di situ cantiknya MC20. Supercar yang tetep keliatan indah walaupun desainnya ngga macem-macem.
Hmmmm... menarik. Tapi tadi katanya ada sedikit kejutan. Kejutan apaan?
Nanti bakal ada versi Spyder dari MC20, tapi itu sudah diduga sih. Yang mungkin ga kalian kira adalah MC20 'Folgore'. Versi ini bakal jadi versi full-electric dari MC20. Belum ada klaim tenaga dari Maserati, tapi kabarnya MC20 'Folgore' bisa tembus 100kph dalam 2.8 detik dan top-speed-nya ada di angka 318kph, tapi juga punya jarak tempuh 378km. Ini menarik sih, supercar full-electric pertama yang bisa punya jarak tempuh jauh, performa ga beda sama yang mesin bensin, dan (mudah-mudahan) harganya ga semahal hypercar.
Nah, ngomongin soal mahal, pasti mahal ya?
Ya namanya juga supercar. Mau murah sih kamu beli Agya aja. Tapi ngga semahal yang kamu pikir kok. Dulu MC12 mahal banget, bahkan lebih mahal dari Enzo. Tapi ngga dengan MC20. Kami belum tahu kalo masuk Indonesia bakal seberapa mahalnya, tapi di UK, dari berita yang dirilis EVO Magazine, harganya ada di angka £187,230 (sekitar Rp. 3.8 miliar), yang sebenernya ga terlalu mengejutkan. Rival lainnya kayak Lamborghini Huracan EVO RWD, Porsche 911 Turbo S, dan McLaren GT harganya ada di kisaran £150,000-190,000 (Rp. 3-3.8 miliar) di UK, jadi ya sebetulnya lumayan normal. Dan, kalau dari pengamatan kami kemarin ngoprek konfigurator Maserati, ngga banyak opsi yang perlu diambil, jadi anggap saja penghematan. Kalo masuk sini berapa? Anggap masukin pajak gila 125%, dan kita ada di angka Rp. 8.6 miliar. Tidak murah, tapi ya... apa mau dikata.
Sejujurnya, kami suka banget sama MC20 ini. Bukan hanya karena Maserati akhirnya punya supercar, tapi ini juga jadi awal baru buat Maserati yang mau meremajakan image mereka, dari sekedar alternatif nyeleneh dari merek-merek yang secara obyektif lebih baik, jadi alternatif sporty dan berkarakter dari merek-merek lain.
No comments:
Post a Comment