Thursday, May 30, 2019

[BERITA MOBIL] Ferrari SF90 Stradale: Supercar AWD Hybrid Terbaru dari Ferrari


Uhhh... ini Ferrari apa lagi? Pengganti LaFerrari?

Sayangnya bukan. Kita masih harus menunggu beberapa tahun lagi sebelum ada pengganti LaFerrari. Anggap ini sebagai hiburan menunggu hypercar baru Ferrari. Ucapkan selamat datang kepada SF90 Stradale, supercar plug-in hybrid AWD pertama dari Ferrari, sekaligus mobil seri produksi massal paling bertenaga yang pernah keluar dari Maranello

Tunggu. Produksi massal?

Yes. SF90 Stradale bukan mobil edisi terbatas, walaupun pasti bakal ada batasan maksimum jumlah unit yang sanggup dibuat Ferrari per tahun. Tapi sepanjang kapasitas pabrik masih mumpuni, kalian bisa saja pergi ke dealer Ferrari terdekat dan memesan SF90 Stradale.


Hmmm... Oke. Jadi, ini pengganti apa kalau begitu?

SF90 Stradale tidak menggantikan mobil lain di jajaran Ferrari. Ini benar-benar produk baru yang ditempatkan di atas 812 Superfast sebagai flagship terbaru dari Ferrari. Dan sebagai produk flagship, SF90 Stradale memiliki sejumlah teknologi baru yang nantinya akan diaplikasikan ke produk-produk Ferrari lain di masa depan.


Menarik... Memangnya teknologi apa saja?

Oke, bersiap-siap untuk membaca karena ini akan sangat panjang dan terdengar rumit. Pertama-tama, mesin bensin F154 V8 twin-turbo di SF90 Stradale diambil dari 488 Pista dan F8 Tributo, namun ukuran diameter ruang bakarnya ditingkatkan sehingga kapasitasnya naik dari 3.9 liter ke 4.0 liter. Berkat perubahan ini, tenaganya meningkat dari 710hp ke 769hp, dengan torsi di angka 800Nm. Sebagai konteks, mesin F140 V12 di F12tdf punya tenaga yang sama, tapi torsinya 'cuma' 705Nm. Selain itu, ada 3 motor listrik, 1 di antara mesin dan transmisi 8-percepatan kopling ganda dan 2 di roda depan, dengan keluaran tenaga 217hp. Digabungkan, kedua sumber tenaga ini menghasilkan gabungan tenaga 986hp. Atau 1,000PS, kalau kalian pakai satuan metrik. Berkat tenaga monster ini, hanya butuh 2.5 detik bagi SF90 Stradale untuk menembus 100kph. Gilanya lagi, 0-200kph hanya butuh 6.7 detik. Sebagai gambaran, butuh waktu yang sama bagi Ford Fiesta ST untuk berakselerasi 0-100kph. Kecepatan maksimum? Ferrari cuma bilang sekitar 340kph. Sejujurnya kami tidak akan kaget kalau ternyata bisa lebih kencang dari itu.


Berkat sistem AWD hybrid ini, SF90 bisa memiliki 4 mode berkendara. Mode paling ekstrem adalah Qualify, di mana motor listrik selalu bekerja bersama mesin bensin untuk menghasilkan keluaran tenaga maksimum demi waktu putaran tercepat di trek. Turun sedikit, ada mode Performance, di mana mesin bensin akan selalu berjalan untuk membantu mengisi baterai bagi motor listrik, sehingga jika dibutuhkan akan selalu ada tambahan tenaga dari motor listrik. Di bawahnya ada mode Hybrid yang merupakan mode standar, di mana mesin bensin dan listrik bergantian bekerja demi efisiensi. Dan yang terakhir adalah mode eDrive, di mana hanya motor listrik yang berfungsi, dengan jarak maksimum 25 kilometer. Dan ya, di mode ini, SF90 Stradale pada dasarnya adalah Ferrari penggerak roda depan.

Dengan sistem serumit ini, komputer yang dibutuhkan untuk mengendalikan semuanya pun lebih banyak. Maka dari itu, digunakanlah generasi baru Side Slip Control, yang sekarang disebut eSSC yang mengendalikan variabel untuk sistem e-Traction Control, Brake-by-wire dengan sistem KERS, serta torque vectoring pada motor listrik roda depan yang, selain membantu dalam berbelok, juga bisa berputar balik untuk mundur. Berkat kemampuan ini, transmisi 8-percepatan kopling ganda terbaru di SF90 Stradale sama sekali tidak menggunakan gigi mundur.


Karena gabungan motor listrik serta mesin bensin ditambah baterai biasanya sangat berat, Ferrari menggunakan chassis baru yang merupakan gabungan antara rangka depan dan lantai aluminium dengan bulkhead belakang dari serat karbon, seperti pada Lamborghini Huracan dan Audi R8. Berkat gabungan material ini, Ferrari mengklaim berat maksimum di angka 1,570kg. Sebagai pengingat, supercar hybrid lain di pasaran, Honda NSX, berbobot hampir 1,800kg, sementara Porsche 918 Spyder beratnya 1,634kg.


Whew. Kedengaran sangat rumit.

Memang. Untungnya, kalau kalian berkendara dengan SF90 Stradale, kalian tidak akan merasa kerepotan, karena kerumitan mobil ini semuanya ada di balik layar. Yang kalian lihat dan gunakan tidak akan lebih sulit dari, katakanlah, 488 Pista. Dan di dalam kokpit, semuanya terasa lebih normal. Meski demikian, bukan berarti kokpit SF90 Stradale ketinggalan jaman. Jauh dari itu. Sebaliknya, kokpit mobil ini sangat canggih dengan panel instrumen digital 16-inch hi-definition, sementara kendali di setir sekarang jadi touch-screen untuk mengendalikan telepon, voice command, navigasi, dan mode layar di panel instrumen. Sementara itu, kendali wiper, lampu belok, dan lampu depan semuanya masih menggunakan tombol biasa, dengan traction control diatur menggunakan Manettino, layaknya Ferrari pada umumnya.


Oke, sepertinya SF90 Stradale menarik juga. Kira-kira kapan kita bisa memesan SF90 Stradale?

Kami sendiri belum tahu kapan SF90 Stradale akan masuk Indonesia, atau berapa harganya. Ada kemungkinan mobilnya sendiri baru mulai diproduksi massal akhir tahun ini, dan walaupun belum ada kepastian, majalah EVO UK memperkirakan harga di kisaran £400,000 (~ Rp. 8 miliar) di Inggris. Tentu harga ini bisa lebih mahal lagi, dan mengingat ada opsi Assetto Fiorano, di mana kalian bisa mendapatkan opsi pengurangan bobot lewat parts yang lebih ringan serta peredam dari Multimatic dan knalpot titanium, rasanya tidak sulit bagi SF90 Stradale untuk menembus angka £500,000 (~ Rp. 10 miliar).

Tuesday, May 28, 2019

[FIRST LOOK] Aston Martin DBS Superleggera: Super GT Paling Bertenaga dari Aston Martin




Pada 27 Mei 2019 kemarin, Aston Martin Jakarta, agen pemegang merek Aston Martin di Indonesia, resmi meluncurkan mobil grand-tourer flagship terbaru mereka, DBS Superleggera. Mobil yang dirancang untuk menggantikan Aston Martin Vanquish S di jajaran produk Aston Martin ini merupakan mobil super GT paling bertenaga yang pernah keluar dari pabrik Aston Martin di Gaydon, Warwickshire, Inggris.


Berbasiskan dari produk GT mereka yang sudah dirilis sebelumnya, yaitu Aston Martin DB11, DBS Superleggera menggunakan mesin 5.2-liter twin turbo V12 yang sama dengan DB11 AMR, namun dengan tambahan tenaga yang lebih besar. Jauh lebih besar. 725bhp di 6,500rpm dan torsi 900Nm yang keluar dari 1,800rpm hingga 5,000rpm, DBS Superleggera dapat berakselerasi dari diam ke 100kph dalam waktu 3.4 detik, dan mencapai kecepatan maksimum 340kph. Tapi yang lebih mengesankan, berkat torsi raksasanya, mobil ini bisa menembus 160kph dari diam hanya dalam waktu 6.4 detik.


Untuk mengirimkan tenaga dan torsi sebesar itu ke roda belakang, Aston DBS menggunakan transmisi 8-percepatah ZF 8HP yang sudah sangat terkenal di dunia otomotif, yang dapat mengkombinasikan kecepatan perpindahan gigi yang sangat cepat namun dengan kehalusan yang merupakan ciri khas dari transmisi otomatis dengan torque converter, karakter yang sangat diharapkan dari sebuah mobil grand-tourer.


Chassis DBS menggunakan struktur bonded aluminium yang pertama kali digunakan oleh Aston Martin DB11. Namun untuk DBS, rangka ini dibalut rancangan bodi baru yang lebih agresif dan lebih berotot yang dibuat dari material komposit serat karbon, sesuai dengan etos Superleggera (bahasa Italia untuk ‘super ringan’) yang kini menjadi nama untuk DBS. Secara total, DBS Superleggera berbobot 75kg lebih ringan dari DB11, sehingga rasio power-to-weight dari DBS meningkat sangat jauh bahkan bila dibandingkan dengan DB11 AMR. 

Nama Superleggera sendiri sebenarnya bukan pertama kali digunakan oleh Aston Martin, dan ini tidak berhubungan dengan Lamborghini yang dulu menamai versi hardcore dari Gallardo sebagai Superleggera. Nama ini sebenarnya berasal dari perusahaan coachbuilding asal Italia, Carrozzeria Touring Superleggera, yang dulu merancang chassis baja tubular ringan dan bodi untuk Aston Martin DB4, DB5, DB6, dan Lagonda Rapide dari akhir 1950an hingga 1970an. Carrozzeria Touring Superleggera sendiri juga kebetulan turun tangan dalam merancang DBS Superleggera ini, di bawah panduan desainer dan Chief Creative Officer Aston Martin, Marek Reichman.


Tujuan dari mobil grand tourer adalah untuk membawa penumpang dan pengemudi berkendara jarak jauh dalam kenyamanan dan kecepatan, sehingga Aston DBS tidak bisa main-main dengan kenyamanan. Maka dari itu, ada 3 mode berkendara yang sebelumnya juga sudah tersedia di DB11, yaitu GT (untuk kenyamanan berkendara jarak jauh), Sport (untuk pengalaman berkendara yang lebih sporty), dan Sport + (mode paling garang, mungkin sebaiknya untuk di sirkuit saja). Pengaturan ini tersedia baik untuk transmisi dan mesin maupun untuk suspensi dan peredam adaptif, dan keduanya bisa diatur terpisah menggunakan tombol di setir, sehingga pengemudi bisa menggunakan mode GT untuk suspensi yang lebih nyaman dan mode Sport untuk respons mesin dan transmisi yang lebih ganas.

Berada di belakang kemudi DBS Superleggera, pengemudi akan disambut oleh interior berkualitas tinggi dengan desain yang mewah dan artistik. Pelanggan bisa memilih 3 jenis pelapis interior, dengan 2 jenis pelapis kulit dan berbagai opsi warna kulit serta satu opsi Alcantara, dengan 2 gaya rajutan di jok dengan berbagai jenis pilihan warna benang. Calon pembeli juga bisa memilih berbagai jenis pelapis trim di dashboard serta tombol dan perlengkapan interior lainnya, sehingga para calon pembeli bisa yakin bahwa Aston DBS mereka akan unik dan tidak sama dengan yang lain.

Selain Aston Martin DBS Superleggera, kemarin dipajang juga 2 mobil yang saat ini sudah dijual oleh Aston Martin Jakarta, yaitu Aston Martin Vantage baru dan DB11 AMR. Vantage baru merupakan sportscar dari Aston Martin yang menggantikan V8 Vantage lama yang sudah dijual sejak tahun 2005. Menggunakan mesin AMG M177 4-liter V8 twin turbo dengan 503hp dan 685Nm, mobil ganas berpenampilan a la predator ini bisa berakselerasi dari 0-100kph dalam 3.6 detik dan mencapai kecepatan maksimum 314kph. Meski lebih kecil dan kalah bertenaga dari DBS maupun DB11, Vantage ini merupakan produk paling sporty di jajaran Aston Martin.

Sementara itu, DB11 AMR yang merupakan produk utama di jajaran mobil GT Aston Martin mengusung mesin yang sama dengan DBS, namun dengan tenaga 'cuma' 630hp dan torsi 700Nm. Meski demikian, mobil ini tetap saja sangat kencang, dengan akselerasi 0-100kph 3.5 detik dan kecepatan maksimum 335kph. Berbeda dengan DBS yang merupakan mobil super-GT dengan pengendalian a la sportscar, DB11 AMR benar-benar difokuskan untuk perjalanan jarak jauh antar kota atau bahkan antar negara di dataran Eropa.

Mungkin sekarang kalian akan tertarik dengan Aston DBS Superleggera, dan bahkan mungkin berpikir untuk memesan satu. Berita baiknya, Aston Martin Jakarta sudah membuka pesanan untuk DBS Superleggera. Namun, untuk saat ini, menurut GM Sales & Marketing Aston Martin Jakarta Francisca Prandayani, pihak mereka belum memastikan harga akhir untuk DBS Superleggera. Namun bisa dipastikan harganya tidak akan murah. Jauh dari murah. Meski demikian, untuk sebuah mobil 725hp dengan kemampuan menjelajah macam jet pribadi, rasanya harga bukan menjadi masalah besar.

P.S.:  Kami baru saja mendapat informasi dari GM Aston Martin of SE Asia and South Asia, Nancy Chen, bahwa akan ada 1 unit Aston Martin DBS Superleggera ‘On Her Majesty’s Secret Service’ Edition yang mendarat di Indonesia (seperti yang ada di foto resmi dari Aston Martin di atas ini), dan ini akan menjadi satu-satunya unit DBS OHMSS Edition di seluruh Asia Tenggara. Whew.

(Kontributor lapangan: Antonius Tyaswidyono dan Yunan Naufal)




Thursday, May 16, 2019

[BERITA MOBIL] McLaren GT: Super-GT 611hp dari McLaren


Ini McLaren apa lagi? Rasanya baru kemarin ada Speedtail...

Yep. McLaren baru. Tapi tidak seperti sebelumnya, kali ini namanya sederhana. McLaren GT. Dan ya, sesuai namanya, McLaren ini difokuskan untuk jadi grand tourer.


Tunggu. Bukannya ada 570GT?

Anggap ini sebagai saudara besarnya 570GT. Mobil ini difokuskan untuk pasar super-GT yang sekarang didominasi Bentley Continental GT, Ferrari GTC4Lusso T, dan Aston Martin DB11, semuanya kompetitor yang kompeten. McLaren tidak bisa bermain-main di sektor ini dengan hanya mengandalkan chassis karbon dan layout mesin tengah.

Jadi... Apa bedanya dari McLaren yang lain?

Sama seperti McLaren lain, basisnya selalu chassis karbon dan mesin V8 twin-turbo di tengah yang dipasangkan dengan transmisi kopling ganda 7-percepatan dengan paddleshift. Tapi kali ini McLaren mengalihkan fokusnya ke kenyamanan dan kemewahan, alih-alih soal kecepatan dan tenaga. Mesin yang digunakan sama seperti 720S dan Senna, yaitu blok 4-liter V8 twin-turbo, namun kali ini tenaganya dikurangi ke angka 611bhp dan torsi 630Nm.


Chassis karbon MonoCell II-T baru kali ini menggunakan struktur atap baru yang dimaksudkan untuk menambah kapasitas kargo, dengan kapasitas 420 liter di area kargo di belakang kursi penumpang. Berkat chassis karbon ini, berat total McLaren GT hanya sekitar 1,530kg, hampir 300kg lebih ringan dari rivalnya seperti Aston Martin DB11.

Berarti McLaren GT masih kencang dong?

Oh ya. Sangat. 0-100kph cuma butuh 3.2 detik, 0-200kph dalam 9 detik, dan kecepatan maksimum 326kph. Masih sangat, SANGAT kencang.

Tapi yang namanya grand tourer biasanya soal kenyamanan. Memangnya ini bisa senyaman itu?

Yep. McLaren GT difokuskan untuk kenyamanan, dan itu terlihat dari desain interiornya. Berbeda dengan kebanyakan McLaren lainnya, interior GT dirancang untuk memberikan kenyamanan ekstra untuk perjalanan jarak jauh, Seluruh tombol dan kenop di interior, termasuk paddle shift di belakang setir, semuanya dibuat dari aluminium, layaknya mobil GT lain di kelasnya.


Selain itu, material yang digunakan sebagai pelapis interior juga tidak kalah mewahnya. Pelapis kulit Nappa standar bisa di-upgrade ke pelapis kulit semi-aniline atau Alcantara, dan wool Cashmere akan tersedia sebagai opsi tambahan di akhir 2019. Bayangkan, McLaren dengan jok lapis wool. Siapa bilang McLaren cuma soal teknologi lightweight dan performa?


McLaren GT juga lebih praktis dari mobil-mobil McLaren lain sebelumnya. Selain bagasi belakang sebesar 420 liter yang bisa diakses melalui pintu hatchback (ya, ini McLaren hatchback), ada lagi bagasi depan sebesar 150 liter. Jika digabungkan, total kapasitas bagasi GT adalah sekitar 570 liter, lebih besar bahkan dari Ford Focus. Praktis kan?


Oke, jadi McLaren GT memang praktis, nyaman, mewah, tapi cepat. Sudah bisa pesan sekarang kah?

McLaren sudah membuka buku pesanan untuk McLaren GT dengan pengiriman paling cepat di akhir 2019. Di Inggris, GT sudah bisa dipesan dengan harga £163,000 (Rp. 3.26 miliar) sebelum opsi, tapi untuk pasar Indonesia belum ada kabar langsung dari pihak McLaren Jakarta.