Thursday, September 5, 2019

[BERITA MOBIL] Porsche Taycan 2020: Porsche Listrik 750hp Pemburu Tesla


Mobil listrik? Ga menarik ah, ga ada suaranya.

Tunggu dulu, kami bahkan belum mulai bahasannya.

Oke oke. Jadi... Porsche listrik pertama?

Yep. Perkenalkan, Taycan. Sedan bermesin listrik pertama dari Porsche, dan tidak tanggung-tanggung, mobil pertama yang disasar sebagai rival utamanya adalah Tesla Model S.


Wah, tinggi amat targetnya buat perusahaan yang belum punya pengalaman bikin mobil listrik.

Loh, tunggu dulu. Porsche memang belum pernah bikin mobil all-electric seperti Tesla, tapi Porsche punya segudang pengalaman kalau menyangkut mesin listrik. Mobil listrik pertama mereka sebenarnya lahir tahun 1900, sekitar 31 tahun sebelum Ferdinand Porsche mendirikan perusahaannya sendiri dan 48 tahun sebelum mobil jalanan pertama Porsche mulai dijual. Bekerja di bawah Jacob Lohner di perusahaannya, Lohner-Werke, Porsche mengembangkan prototipe mobil listrik dengan 2 motor listrik yang menggerakan roda depan yang ditenagai batere. Pada akhirnya, Lohner-Porsche menjadi kendaraan listrik pertama yang muncul di publik.

Courtesy: Westbrook (2001), The Electric Car: Development and Future of Battery, Hybrid and Fuel-cell Cars
Tapi setelah menjadi entitas sendiri, Porsche belum pernah membuat kendaraan yang menggunakan tenaga listrik hingga 2009, di mana untuk pertama kalinya mereka memperkenalkan teknologi hybrid di Porsche Cayenne e-Hybrid. Tidak terlalu berhasil, karena mobilnya terlalu berat sehingga tidak efisien, tapi tidak membuat Porsche patah arang. Di tahun berikutnya, mereka bereksperimen dengan teknologi hybrid untuk balap. Bekerjasama dengan Williams Advanced Engineering (ya, Williams yang di F1), mereka memasang kapasitor listrik di Porsche 911 GT3 R, dan lahirlah Porsche 911 GT3 R Hybrid, dengan kapasitor KERS 218hp yang menyuplai tenaga ke roda depan, ditambah mesin 4-liter boxer-6 493hp di belakang.

Courtesy: Porsche Cars North America
Kemudian, di tahun 2014, lahir mobil yang menunjukkan seberapa besar komitmen Porsche di teknologi hybrid dan listrik. Porsche 918 Spyder memadukan mesin 4.6-liter V8 600hp dengan motor listrik 287hp yang menenagai keempat roda, memberikan 918 kemampuan untuk berakselerasi dari 0-100kph dalam 2.5 detik dan kecepatan maksimum 340kph. Sayangnya, 918 harganya sangat mahal, dan sekarang makin mahal, sehingga tidak semua orang bisa beli itu mobil. Untungnya, teknologinya diturunkan ke mobil yang lebih umum, seperti Porsche Panamera Turbo S e-Hybrid. Dan sekarang, akhirnya, setelah bertahun-tahun ditunggu, mobil all-electric pertama Porsche akhirnya dirilis.

Courtesy: Dean Smith/Evo Magazine
Wow. Sejarahnya panjang amat. Tapi bikin mobil bagus ga bisa mengandalkan sejarah doang.

Jelas. Maka dari itu Porsche tidak main-main dengan Taycan. Untuk saat ini, ada 2 level trim, Taycan Turbo dan Turbo S.

Turbo? Katanya mobil listrik kok pake nama Turbo sih?

Jujur kami juga tidak paham. Sepertinya nomenklatur Turbo ini di Porsche cuma jadi trim level sih, seperti trim E atau G di Avanza.

Kembali lagi, untuk sekarang ada 2 jenis yang tersedia. Dan siap-siap untuk mendengar penjelasan kami soal teknologi yang ada di Taycan, karena ini bakal sedikit rumit.

Oke, seberapa rumitnya?

Jadi ada 2 motor listrik, satu di depan dan satu di belakang, sehingga Taycan punya sistem AWD permanen. Keempat rodanya dikontrol oleh sistem torque vectoring (PTV), dan dihubungkan ke motor listrik melalui transmisi 2-percepatan. Gigi pertama digunakan untuk mengoptimalkan akselerasi, sementara gigi kedua digunakan untuk mencapai kecepatan maksimum dan juga meningkatkan efisiensi ketika berkendara di kecepatan normal, sama seperti gigi tinggi di mobil pada umumnya.


Nah, kedua varian Taycan menggunakan motor listrik yang sama, namun memiliki keluaran tenaga yang berbeda... atau semacam itu lah. Di kondisi normal, baik Turbo dan Turbo S mengeluarkan 616hp. Yaaa terdengar tidak terlalu kencang, tapi Porsche Taycan punya fitur overboost. Gunakan fitur ini, dan Taycan Turbo menghasilkan 671hp dan 850Nm, cukup untuk berakselerasi dari 0-100kph dalam 3.2 detik dan kecepatan maksimum 260kph. Sementara itu, Taycan Turbo S (ya, kami masih gatal dengan nama 'Turbo') menghasilkan 750hp dan 1050Nm, sehingga akselerasi 0-100kph hanya butuh 2.8 detik. Kecepatan maksimumnya? Tetap 260kph, supaya motor listriknya tidak leleh kepanasan harus berputar di kecepatan sangat tinggi.

Tapi Tesla Model S P100D cuma butuh 2.4 detik buat akselerasi 0-100kph.

Iya. Tapi kamu bisa melakukan akselerasi itu tanpa harus menunggu baterenya siap, tanpa harus masuk menu di sistem infotainment dan tanpa harus pilih mode yang disembunyikan lalu harus konfirmasi dulu kalau kamu siap atau ingin pulang ke pelukan ibumu saja. Di Taycan, cukup pasang mode launch control, dan siap-siap kepalamu dijambak akselerasi AWD listrik.

Tuh. Pakai Ludicrous mode di Tesla, dan ini yang muncul. (Courtesy: autoblog.com)
Hmmm... Oke, mobilnya kencang. Tapi soal jarak tempuh? Mobil listrik kan terkenal ga punya jarak tempuh tinggi.

Wah, kamu sudah ketinggalan jaman. Iya, dulu Tesla Roadster cuma bisa menempuh 100km sebelum baterenya kehabisan muatan. Tapi masa-masa gelap itu sudah berlalu, seiring semakin majunya teknologi batere. Taycan Turbo bisa menempuh jarak 381-450km sekali charge, sementara Turbo S bisa menempuh 388-412km. Secara teori, dengan kalian sekali charging penuh, kalian bisa bolak-balik Bandung-Jakarta tanpa masalah.


Meski demikian, charging-nya ini yang bermasalah, karena untuk bisa mengisi 80% batere 93kWh di Taycan, butuh 22.5 menit di tempat charging dengan peak power 270kW. Masih sangat susah kalau mau charging di rumah. Untungnya, Taycan bisa di-charge menggunakan arus AC di rumah hingga 11kW.

Menarik... Tapi soal interior? Pasti aneh deh, soalnya ini kan mobil listrik.

Lucunya, tidak aneh sama sekali. Kalau kalian pernah lihat interior Panamera atau Cayenne, interior Taycan tidak akan terasa aneh sama sekali. Meski demikian, bukan berarti teknologinya di belakang Tesla. Hampir semua tombol fisik telah digantikan oleh layar sentuh, termasuk yang berada di konsol tengah. Instrumen panelnya? Itu layar TFT hi-resolution. Dan kalau berdasarkan pengalaman kami melihat sistem di Cayenne terbaru, layar TFT ini mudah digunakan dan responsif terhadap input dari pengguna.


Taycan juga merupakan Porsche pertama yang menyediakan material non-kulit untuk interiornya, untuk kalian yang merasa bahwa pelapis kulit itu tidak ramah hewan. Sebagai gantinya, pelapis interiornya menggunakan bahan hasil daur ulang yang lebih ramah lingkungan. Oh, sebelum lupa, karena Taycan tidak punya mesin di depan, dia punya 2 bagasi. 81 liter di depan, 366 liter di belakang. Praktis kan?


Hmmmm... makin lama makin kedengaran menarik. Jadi bagaimana kalau mau beli?

Porsche Indonesia belum mengumumkan sih harganya berapa (atau bahkan bakal masuk Indonesia atau tidak), tapi di Inggris kalian sudah bisa pesan dengan harga £115,858 (sekitar Rp. 2.47miliar) untuk Taycan Turbo dan £138,826 (sekitar Rp. 2.88miliar) untuk Taycan Turbo S.

Buset. Mahal amat dah.

Tidak heran sih, untuk mobil dengan teknologi semaju ini. Dan kalian juga harus ingat kemampuan Porsche dalam merancang mobil tidak main-main. Ya, kadang mobil Porsche harganya terdengar mahal, tapi kalau berdasarkan pengalaman kami kemarin sih... Yang kalian bayarkan kadang terasa agak terlalu murah dibanding dengan hasil yang kalian dapat. Hehehe.

Ya tapi ini mobil listrik. Suara ga ada, transmisi manual ga ada, apa menariknya?

Yah, kami juga sebenarnya suka mobil kencang bermesin besar dengan suara yang bisa bikin ibu hamil melahirkan dari radius 3 kilometer. Tapi akui saja, dengan perubahan iklim yang semakin parah, mau tidak mau perusahaan mobil harus berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi emisi. Kalian bisa berargumen kalau listrik itu kotor karena PLTU masih pakai batu bara, tapi kalau kalian hitung emisi yang dihasilkan PLTU untuk tenaga yang dikeluarkan PLTU, dibanding emisi yang dikeluarkan mesin mobil untuk menghasilkan tenaganya, harus diakui kalau mesin listrik masih lebih efisien dan lebih bersih. Lagipula, kalau performanya masih cukup buat bikin ngeri Ferrari 488 GTB, kenapa tidak?

Indonesia, jujur saja, masih agak tertinggal dalam implementasi mobil listrik di masyarakat, karena selama ini tidak ada insentif dari pemerintah. Namun sejak beberapa bulan terakhir, pemerintah sudah menetapkan kebijakan insentif untuk mobil listrik, dan banyak stakeholder sudah berkomitmen untuk mempopulerkan mobil listrik kepada masyarakat luas. Kalau mobil listrik bisa diterima masyarakat dengan baik, kami rasa tidak ada salahnya berpindah ke mobil listrik untuk sehari-hari. Ya, revolusi listrik sudah dekat, tapi tidak ada yang perlu ditakutkan untuk masa depan, setidaknya untuk mesin performa tinggi.